Posted by : Unknown Jumat, 28 Oktober 2016

Crossplay Sering Disalahgunakan




Sebuah langkah besar diambil oleh acara Tokyo Comic Con, versi Jepang dari acara utamanya yang biasa dilaksanakan di San Diego, Amerika. Langkah ini mungkin bisa dianggap sebagai langkah yang cukup kontroversial, karena saya yakin akan ada beberapa 
protes, terutama dalam hal pembatasan kreativitas; namun mungkin ini untuk yang terbaik.


Cosplay adalah sebuah budaya yang sudah tidak bisa terlepaskan dari dunia otaku dan sekitarnya. Seiring dengan berjalannya waktu, para cosplayer semakin lama semakin kreatif sampai beberapa dari mereka mungkin bosan dengan cosplay berkelamin sama dan mulai mencoba untuk crossplay di dunia nyata. Dalam Dunia 2Dcrossplay tentu masih dapat diterima, apalagi kalau yang menjadi trap itu imut, namun tidak di acara Tokyo Comic Con tahun ini.



Peraturan baru yang masuk dalam panduan resmi cosplay ini bergabung dengan peraturan ketat lainnya seperti tidak boleh menggunakan kostum militer asli, menampilkan bagian kulit secara berlebihan dan menggunakan kostum transparan. Yang menimbulkan kontroversi adalah larangan yang diunggah dalam peraturan tersebut berbunyi: 男性による女装は禁止です.

Artinya "para pria tidak boleh memakai kostum yang menyerupai wanita"Salah satu fotografer Jepang, Naoko Tachibana, angkat bicara mengenai keputusan ini. Dia menilai bila kebijakan baru ini diambil atas dasar kepentingan komersil. Fotografer yang mendalami masalah LGBT ini menganggap acara tersebut melarang para crossplayer supaya tidak mengundang cosplayer yang tidak menarik. Para staf takut akan datangnya banyak pria-pria yang ‘kurang menarik’ datang dan berpakaian seperti wanita.


Bagaimana menurut kalian? Masuk akal?

Baca Juga :

(CERPEN) Satu Cinta Dua Dunia
(ARTIKEL) Alasan Mengapa Menjadi Jurnalis itu Menyenangkan


Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © A Whole of Task - Blogger Templates - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -